Open Menu

Perbedaan Problem Solving dan Problem Based Learning: Menemukan Solusi dengan Gaya Berbeda

  • 1.1 Problem Solving
  • 1.2 Problem Based Learning
  • 2.1 Apa keuntungan dari problem solving?
  • 2.2 Apa perbedaan antara problem based learning dan problem solving?
  • 3 Kesimpulan

Problem Solving

Problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu proses di mana seseorang mencari solusi untuk suatu permasalahan yang dihadapi. Dalam problem solving, individu mencoba mengidentifikasi akar permasalahan, menganalisis faktor-faktor terkait, dan mencari cara terbaik untuk mencapai solusi yang efektif. Seperti pahlawan di film aksi, problem solving cenderung didorong oleh keingintahuan dan dorongan untuk menemukan solusi yang konkret.

Problem Based Learning

Problem based learning, atau PBL, adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa mempelajari materi dengan cara memecahkan permasalahan yang nyata, yang sering kali merupakan situasi yang kompleks dan ambigu. Dalam PBL, siswa diberi tantangan untuk menggali informasi, menganalisis data, dan bekerja sama dalam tim untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang dipelajari. Seolah-olah sedang menjalani misi rahasia, PBL menempatkan siswa dalam peran yang aktif dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia nyata.

Perbedaan dalam Pendekatan

Meskipun keduanya berfokus pada pemecahan masalah, problem solving dan problem based learning memiliki perbedaan penting dalam pendekatan yang mereka gunakan.

Problem solving adalah pendekatan yang lebih terarah pada penyelesaian masalah yang konkret, dengan langkah-langkah yang jelas dan tujuan yang pasti. Individu diarahkan pada identifikasi masalah dan pencarian solusi yang efektif, sering kali dengan batasan yang diberikan. Pendekatan ini memberikan pemecahan yang terfokus dengan hasil yang dapat diukur.

Sementara itu, problem based learning dikembangkan dengan tujuan untuk mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Dalam PBL, teori dan konsep diajarkan melalui kasus-kasus dunia nyata, yang mengundang siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mengidentifikasi masalah, mencari informasi, dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri. Proses ini lebih terbuka dan memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, komunikasi, dan kerjasama secara lebih menyeluruh.

Perbedaan lainnya terletak pada sumber masalah yang dihadapi. Dalam problem solving, permasalahan sering kali didesain untuk melatih kemampuan spesifik, sedangkan dalam problem based learning, masalah yang dihadapi berhubungan langsung dengan konteks nyata, yang mempertimbangkan beragam faktor dan memerlukan pemikiran yang interdisipliner.

Problem solving dan problem based learning adalah dua pendekatan yang berbeda untuk memecahkan masalah. Problem solving menitikberatkan pada solusi konkret dan terarah, sementara problem based learning fokus pada pemahaman yang mendalam dan persiapan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Keduanya memiliki nilai yang penting dalam konteks pembelajaran, namun keputusan dalam menerapkan pendekatan yang mana bergantung pada tujuan, konteks, dan karakteristik siswa yang ingin dicapai. Jadi, pilihlah sesuai kebutuhan dan siapkan diri seperti seorang detektif yang tak terkalahkan, untuk menghadapi berbagai masalah yang akan datang!

Perbedaan Problem Solving dan Problem Based Learning

Problem solving dan problem based learning (PBL) adalah dua pendekatan pembelajaran yang umum digunakan dalam memecahkan masalah. Meskipun keduanya berfokus pada pemecahan masalah, ada perbedaan yang signifikan antara keduanya. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan perbedaan antara problem solving dan PBL.

Problem solving adalah pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Dalam problem solving, masalah didefinisikan dengan jelas dan langkah-langkah sistematis diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pendekatan ini sering digunakan dalam konteks bisnis dan teknologi.

Proses problem solving melibatkan langkah-langkah berikut:

  • Mengidentifikasi masalah: Pertama, masalah harus diidentifikasi dengan jelas. Hal ini melibatkan mengumpulkan informasi dan menentukan sumber masalah.
  • Analisis masalah: Setelah masalah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah menganalisis masalah secara menyeluruh. Ini melibatkan pemahaman terhadap penyebab masalah dan mencari solusi yang tepat.
  • Mengembangkan strategi: Setelah masalah diidentifikasi dan dianalisis, strategi dan rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut harus dikembangkan. Ini melibatkan menentukan langkah-langkah yang harus diambil dan sumber daya yang diperlukan.
  • Menerapkan solusi: Setelah strategi dikembangkan, langkah berikutnya adalah menerapkan solusi yang telah dirancang. Hal ini melibatkan mengimplementasikan rencana yang telah dibuat dan memantau perkembangan solusi yang diimplementasikan.
  • Mengevaluasi hasil: Setelah solusi diterapkan, langkah terakhir adalah mengevaluasi hasilnya. Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa solusi yang diberikan efektif dalam menyelesaikan masalah.

Problem Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah melalui kolaborasi dan pengalaman langsung. Dalam PBL, siswa dihadapkan pada masalah dunia nyata yang kompleks dan diminta untuk bekerja sama dalam mencari solusi yang efektif.

Proses PBL melibatkan langkah-langkah berikut:

  • Identifikasi masalah: Langkah pertama dalam PBL adalah mengidentifikasi masalah dunia nyata yang relevan dengan materi pelajaran. Masalah ini harus memberikan tantangan yang membutuhkan pemikiran kritis dan kreativitas untuk menyelesaikannya.
  • Pelatihan awal: Setelah masalah diidentifikasi, siswa diberikan pelatihan awal untuk membekali mereka dengan pengetahuan, keterampilan, dan konsep yang diperlukan untuk memahami masalah dan mencari solusi.
  • Kolaborasi dalam kelompok: Siswa bekerjasama dalam kelompok kecil untuk memahami dan menganalisis masalah secara lebih mendalam. Mereka saling berbagi pengetahuan, memperoleh wawasan baru, dan mengembangkan solusi yang efektif.
  • Pencarian solusi: Setelah pemahaman terhadap masalah meningkat, siswa dipersilakan mencari solusi yang paling tepat. Ini melibatkan melakukan penelitian, mengumpulkan data, dan menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari.
  • Presentasi dan refleksi: Akhirnya, siswa akan mempresentasikan solusi yang mereka temukan kepada kelompok dan guru. Mereka juga akan merefleksikan pengalaman pembelajaran mereka dan mendiskusikan pembelajaran yang diperoleh dalam proses ini.

Apa keuntungan dari problem solving?

Problem solving memiliki beberapa keuntungan yang signifikan. Diantaranya adalah:

  • Peningkatan kemampuan berpikir kritis: Dengan sering menggunakan pendekatan problem solving, siswa dapat mengasah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan ini penting dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.
  • Peningkatan kreativitas: Problem solving juga dapat meningkatkan kreativitas siswa. Dalam mencari solusi, siswa sering kali harus berpikir out-of-the-box dan mencoba berbagai pendekatan yang tidak lazim.
  • Peningkatan penguasaan materi: Dalam problem solving, siswa harus berhadapan langsung dengan konsep yang diajarkan. Dalam proses mencari solusi, mereka akan memperdalam pemahaman mereka tentang materi pelajaran.

Apa perbedaan antara problem based learning dan problem solving?

Problem based learning berbeda dengan problem solving dalam beberapa aspek:

  • Pendekatan: Problem solving adalah pendekatan untuk memecahkan masalah yang lebih umum dan dapat digunakan dalam berbagai konteks, sementara problem based learning adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan pemecahan masalah sebagai sarana untuk mengajar dan mempelajari konsep.
  • Keterlibatan siswa: Problem solving seringkali dilakukan oleh individu secara mandiri, sedangkan problem based learning melibatkan siswa dalam kerja sama kelompok untuk memecahkan masalah.
  • Kompleksitas masalah: Masalah dalam problem solving umumnya lebih terdefinisi dengan baik dan dapat dipecahkan dengan langkah-langkah yang sistematis. Sementara itu, masalah dalam problem based learning seringkali kompleks dan tidak memiliki solusi yang jelas.

Problem solving dan problem based learning adalah dua pendekatan pembelajaran yang berbeda namun berfokus pada pemecahan masalah. Problem solving menggunakan langkah-langkah sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Sementara itu, problem based learning mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah dunia nyata melalui kolaborasi dan pengalaman langsung.

Keuntungan problem solving meliputi peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan penguasaan materi. Sementara itu, perbedaan antara problem based learning dengan problem solving terletak pada pendekatannya, keterlibatan siswa, dan kompleksitas masalah yang dihadapi.

Dalam menghadapi tantangan dan masalah dalam kehidupan, baik problem solving maupun problem based learning dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai solusi yang efektif dan kreatif. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dalam kedua pendekatan ini.

Jika Anda ingin menjadi seorang yang mahir dalam pemecahan masalah, mulailah dengan memahami dengan baik konsep dan prinsip-prinsip di balik problem solving dan problem based learning. Terapkan pendekatan yang sesuai dengan situasi yang Anda hadapi dan terus asah keterampilan Anda melalui latihan dan pengalaman.

Artikel Terbaru

Anak Manja vs Anak Mandiri: Kecenderungan dan Dampaknya pada Pertumbuhan Anak-anak

Anak Manja vs Anak Mandiri: Kecenderungan dan Dampaknya pada Pertumbuhan Anak-anak

Semangat dan Komitmen Kebangsaan Kolektif: Membebaskan Jiwa Indonesia

Semangat dan Komitmen Kebangsaan Kolektif: Membebaskan Jiwa Indonesia

Fakta Unik Negara di Dunia: Keajaiban dan Keunikan yang Membuat Kita Terpesona

Fakta Unik Negara di Dunia: Keajaiban dan Keunikan yang Membuat Kita Terpesona

' src=

Lala Sari S.Pd.

Peneliti yang mencari inspirasi dalam buku-buku. Saya siap berbagi pengetahuan dengan Anda. View all posts by Lala Sari S.Pd.

Tulis Komentar Anda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Localstartupfest.id

Perbedaan PBL dan Problem Solving: Mana yang Lebih Efektif dalam Pembelajaran?

Perbedaan PBL dan Problem Solving: Mana yang Lebih Efektif dalam Pembelajaran? 1

Saat belajar atau menghadapi masalah, mungkin kamu sering kali mendengar istilah PBL dan Problem Solving. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara PBL dan problem solving tersebut? Sebelumnya, PBL atau Problem-Based Learning merupakan salah satu metode pembelajaran di mana siswa akan bersama-sama mengidentifikasi masalah dan merancang solusi untuk memecahkannya. Sedangkan, Problem Solving adalah kemampuan untuk mengatasi masalah dengan cara yang efektif dan efisien, dari tahap analisis hingga implementasi solusi.

Meski tampak serupa, PBL dan Problem Solving memiliki perbedaan yang cukup signifikan. PBL lebih menekankan pada proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Pada teknik ini, siswa dihadapkan pada masalah yang diharapkan dapat menggugah material dasar yang sedang dipelajari. Sementara itu, Problem Solving pada dasarnya merupakan bagian dari proses pembelajaran di mana seseorang memecahkan masalah yang sedang dihadapinya dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya.

Bagaimana dengan cara belajar yang cocok dengan kamu? Apakah lebih memilih dihadapkan pada masalah atau menyelesaikannya? Salam belajar! Perbedaan PBL dan Problem Solving

Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan metode Problem Solving merupakan dua pendekatan pembelajaran yang sering digunakan di dunia pendidikan dan bisnis. Meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam menyelesaikan masalah, namun pada dasarnya terdapat perbedaan signifikan antara PBL dan Problem Solving.

  • PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Dalam metode ini, siswa diberikan masalah kompleks dan realistis untuk dipecahkan secara mandiri atau dalam kelompok. Siswa diharapkan untuk dapat melibatkan diri secara aktif dalam memecahkan masalah tersebut dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh.
  • Sedangkan Problem Solving adalah suatu pendekatan untuk menyelesaikan masalah dengan konsep dan strategi yang sistematis. Pendekatan ini biasanya digunakan dalam konteks bisnis, dimana tim atau individu harus mencari solusi terbaik untuk masalah yang dihadapi. Dalam Problem Solving, para profesional memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk memecahkan masalah dengan cara yang efektif dan efisien.

Perbedaan utama antara PBL dan Problem Solving adalah dalam konteks penggunaannya. PBL lebih sering digunakan dalam dunia pendidikan untuk mempromosikan pembelajaran yang aktif, sementara Problem Solving lebih sering dipraktikkan di dalam konteks profesional untuk menyelesaikan masalah bisnis. Meskipun begitu, keduanya memiliki unsur yang sama yaitu proses berpikir yang sistematis dan strategis untuk mencari solusi terbaik.

Seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut, terdapat perbedaan lain antara PBL dan Problem Solving:

PBL Problem Solving
Ditekankan pada pembelajaran aktif Ditekankan pada penyelesaian masalah
Digunakan dalam pengajaran di dunia pendidikan Digunakan dalam konteks professional dan bisnis
Cocok untuk mempromosikan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis Cocok untuk memecahkan masalah yang terstruktur

Secara keseluruhan, PBL dan metode Problem Solving adalah dua pendekatan pembelajaran yang berbeda. Keduanya memiliki manfaat yang unik tergantung pada konteks penggunaannya. PBL dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis, sedangkan Problem Solving dapat membantu profesional dan bisnis untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang efektif dan efisien.

Pada setiap metode pembelajaran, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula dengan PBL (Problem Based Learning) yang memiliki tujuan yang spesifik dalam pengaplikasiannya di dalam dunia pendidikan. Tujuan PBL antara lain:

  • Melatih keterampilan pemecahan masalah.
  • Meningkatkan kemampuan kritis dan kreatif siswa.
  • Melatih keterampilan kerjasama dan komunikasi diantara sesama siswa.

Tujuan-tujuan tersebut tentunya menjadi hal yang penting dalam dunia pendidikan, dimana dengan memperkuat keterampilan-keterampilan tersebut, siswa diharapkan dapat menjadi pribadi yang tangkas dan mampu menghadapi tantangan yang ada di masyarakat.

Jenis-jenis Problem Solving

Problem solving adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ada banyak jenis-jenis problem solving yang ada, di antaranya:

  • Heuristik: Jenis problem solving ini dilakukan dengan cara menggunakan pengetahuan dan pengalaman untuk menyelesaikan masalah.
  • Algoritma: Jenis problem solving ini dilakukan dengan cara mengikuti langkah-langkah tertentu yang sudah ditentukan untuk menyelesaikan masalah.
  • Metode trial dan error: Jenis problem solving ini dilakukan dengan mencoba-coba dan melakukan kesalahan untuk menyelesaikan masalah.
  • Pemecahan masalah sistematis: Jenis problem solving ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara sistematis.
  • Collaborative problem solving: Jenis problem solving ini dilakukan oleh kelompok atau tim, di mana setiap anggota saling berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah.

Pemecahan Masalah Sistematis

Pemecahan masalah sistematis adalah metode problem solving yang populer dan banyak digunakan di berbagai bidang, seperti bisnis, teknologi, dan pendidikan. Pemecahan masalah sistematis dilakukan dengan cara mengikuti langkah-langkah tertentu, yaitu:

  • Mengidentifikasi masalah atau situasi yang memerlukan penyelesaian.
  • Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk menganalisis masalah.
  • Menganalisis masalah dengan cara mengevaluasi informasi dan mengidentifikasi akar masalah.
  • Mengembangkan alternatif solusi yang dapat diimplementasikan.
  • Memilih solusi terbaik dan mengimplementasikannya.
  • Mengevaluasi solusi yang telah diterapkan untuk memberikan umpan balik dan melihat apakah solusi tersebut efektif atau tidak.

Pemecahan masalah sistematis dapat membantu seseorang atau kelompok untuk menyelesaikan masalah dengan lebih tepat dan efektif. Dengan menggunakan pendekatan sistematis, masalah akan dipahami dan dipecahkan dengan cara yang lebih terorganisir dan terstruktur.

Collaborative Problem Solving

Collaborative problem solving adalah metode problem solving yang melibatkan tim atau kelompok yang bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Metode ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah secara efektif. Ada banyak keuntungan yang didapat dari collaborative problem solving, di antaranya:

  • Meningkatkan kualitas solusi yang dihasilkan.
  • Meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah.
  • Meningkatkan dukungan sosial yang diberikan oleh tim atau kelompok.
  • Meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk menyelesaikan masalah.
  • Meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dalam suatu tim atau kelompok.

Dalam collaborative problem solving, setiap anggota tim atau kelompok akan berkontribusi dengan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Mereka akan membagikan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dapat membantu untuk menghasilkan solusi yang lebih inovatif dan efektif.

Jenis Problem Solving Kelebihan Kekurangan
Heuristik Menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada. Tidak selalu menghasilkan solusi yang optimal.
Algoritma Langkah-langkah yang diajarkan dapat diikuti dengan mudah. Hanya dapat digunakan untuk masalah yang sudah terstruktur dengan baik.
Trial dan Error Dapat menghasilkan solusi yang tidak terduga. Memerlukan waktu yang lama untuk menemukan solusi yang tepat.
Pemecahan Masalah Sistematis Memungkinkan untuk menyelesaikan masalah secara terstruktur dan efektif. Dapat memakan waktu yang lama untuk melalui setiap langkah.
Collaborative Problem Solving Dapat meningkatkan kualitas dan kreativitas solusi yang dihasilkan. Memerlukan waktu dan usaha untuk berkoordinasi dengan anggota tim atau kelompok.

Dalam memilih metode problem solving yang tepat, seseorang atau kelompok harus mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, waktu yang tersedia, dan tujuan yang ingin dicapai. Setiap jenis problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, oleh karena itu penting untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

Langkah-langkah PBL

Project-Based Learning atau PBL merupakan suatu metode belajar yang memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah dengan mengerjakan proyek-relevan di lingkungan sekitar mereka. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam PBL untuk mencapai target dan tujuan pembelajaran. Dalam artikel ini, kita akan membahas setiap langkah dari PBL secara rinci.

  • Langkah 1 – Identifikasi topik dan masalah

Siswa harus memilih topik dan masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membantu siswa untuk memecahkan masalah yang nyata dan signifikan. Sebagai contoh, siswa dapat memilih topik seputar lingkungan atau masalah sosial dalam masyarakat.

  • Langkah 2 – Perencanaan proyek

Pada langkah ini, siswa perlu merencanakan proyek yang akan mereka kerjakan. Siswa perlu mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dan menentukan bagaimana tugas akan diselesaikan mengikuti batas waktu yang ditentukan.

  • Langkah 3 – Penyelesaian proyek

Setelah merencanakan proyek, siswa melanjutkan dengan menyelesaikan proyek tersebut. Siswa akan bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan mereka dan menyelesaikan tugas secara efisien.

  • Langkah 4 – Evaluasi proyek

Perbedaan antara PBL dan Problem Solving

Kedua metodologi belajar ini serupa dalam hal siswa menyelesaikan masalah. Akan tetapi, perbedaan yang utama adalah dalam pendekatan yang digunakan. Problem Solving adalah sebuah teknik yang menggunakan pendekatan kritis untuk memecahkan masalah, sedangkan PBL lebih menekankan pada keterampilan bekerja sama dalam tim dan memberikan pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah nyata.

Melalui PBL, siswa dapat memecahkan masalah nyata sambil belajar dan mengembangkan keterampilan seperti bekerja sama dalam tim, berkomunikasi, dan kepemimpinan. Melalui langkah-langkah PBL, siswa dapat meningkatkan keterampilan multitasking, mempercepat proses pembelajaran, dan membentuk rasa percaya diri serta mandiri dalam memecahkan masalah.

Langkah-langkah PBL Problem Solving
Menggunakan proyek nyata Menggunakan masalah
Bekerja dalam kelompok Individu atau kelompok kecil
Memecahkan masalah melalui proyek Memecahkan masalah secara kritis

Tabel 1. Perbedaan antara PBL dan Problem Solving.

Keunggulan PBL Perbedaan antara metode pembelajaran PBL dan problem solving terletak pada pendekatan dan fokus pembelajarannya. PBL berfokus pada pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam proses riset dan kolaborasi untuk menyelesaikan sebuah masalah kompleks. Sedangkan problem solving fokus pada pembelajaran dengan menyelesaikan masalah yang diberikan tanpa melibatkan riset mendalam.

Namun, terdapat beberapa keunggulan PBL dibandingkan problem solving:

  • Peningkatan rasa percaya diri: Siswa yang terlibat dalam PBL merasa lebih percaya diri dengan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah kompleks sehingga meningkatkan keterampilan problem solving mereka secara umum.
  • Meningkatkan kemampuan berpikir kritis: Dalam PBL, siswa dihadapkan pada masalah yang tidak memiliki satu jawaban pasti sehingga mereka harus berpikir kritis dan kreatif dalam mencari solusi.
  • Menumbuhkan kemampuan kolaborasi: Pembelajaran PBL melibatkan kolaborasi antar siswa dalam mencari solusi masalah sehingga mereka dapat belajar bagaimana bekerja dalam tim dan menyampaikan ide secara efektif.

Pada akhirnya, salah satu keunggulan terbesar dari PBL adalah dukungan yang diberikan pada siswa dalam mengembangkan keterampilan problem solving dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang aktif dan interaktif. Oleh karena itu, method PBL adalah pilihan yang tepat untuk siswa yang ingin meningkatkan kemampuan problem solving mereka secara efektif dan menyenangkan.

Sumber: The Tim Ferriss Show Podcast: PBL vs Problem Solving

Perbedaan PBL dan Problem Solving

Problem-based learning (PBL) dan problem solving adalah dua metode pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, namun keduanya memiliki perbedaan utama.

  • PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai pengambil keputusan aktif dalam memecahkan masalah melalui diskusi dan kolaborasi dengan sesama mahasiswa.
  • Problem solving, di sisi lain, fokus pada solusi dari masalah yang diberikan, dengan pendekatan yang lebih struktural dan terstruktur
  • Meskipun keduanya berfokus pada pemecahan masalah, PBL memiliki aspek berorientasi pada masalah yang lebih kuat daripada problem solving.

PBL sebagai Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam PBL, mahasiswa diberikan masalah nyata dan kompleks, kemudian diberikan waktu dan sumber daya untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri tentang masalah tersebut dan mencari solusi.

Mahasiswa melakukan diskusi dalam kelompok untuk mencari solusi masalah serta menyusun ide-ide untuk mulai menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya, dalam kasus matematika, mahasiswa diminta untuk menyelesaikan perhitungan matematika rumit yang melibatkan banyak variabel dan faktor.

Problem Solving Sebagai Metode Struktural

Problem solving, pada dasarnya, adalah sekelompok teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Pendekatan struktural digunakan untuk mengontrol solusi dari masalah yang diberikan dan pastinya lebih terstruktur dari PBL.

Berikut adalah contoh tabel yang membandingkan PBL dan Proble Solving

PBL Problem Solving
Mahasiswa berkolaborasi untuk mendefinisikan masalah dan mencari solusinya Solusi diberikan melalui pendekatan terstruktur dan metodis
Lebih berfokus pada pemahaman masalah dan konsep-konsep yang terkait Lebih berfokus pada menyelesaikan masalah yang diberikan

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa meskipun keduanya berfokus pada pemecahan masalah, PBL dan problem solving memiliki perbedaan yang signifikan dalam pendekatan dan fokus mereka.

Problem-based Learning (PBL) dan Problem Solving adalah dua pendekatan pembelajaran yang sering digunakan di sekolah dan universitas. Meskipun terdengar mirip, kedua konsep ini memiliki perbedaan dalam pendekatannya dan cara mereka diterapkan. Di bawah ini adalah beberapa perbedaan antara PBL dan Problem Solving:

Perbedaan Pendekatan dan Tujuan

  • PBL adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menemukan solusi atas masalah yang mereka hadapi. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, dan kemampuan belajar sepanjang hayat.
  • Problem Solving adalah proses untuk menyelesaikan masalah dengan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan analitis dan pemecahan masalah.

Perbedaan pada Jenis Masalah

PBL mengarah pada masalah yang kompleks dan lebih luas. Masalahnya biasanya tidak memiliki satu jawaban benar dan mengharuskan siswa untuk melakukan penelitian yang mendalam. Proble Solving terfokus pada masalah yang lebih spesifik dengan solusi yang jelas.

Perbedaan pada Pembelajaran Berbasis Proyek

PBL cenderung mengintegrasikan pembelajaran ke dalam proyek untuk memecahkan masalah yang kompleks. Siswa akan mengembangkan proyek mereka sendiri, mengeksplorasi isu-isu yang terkait dengan masalah, dan mempresentasikan solusi mereka. Sebaliknya, Problem Solving tidak selalu terkait dengan proyek lebih banyak berfokus pada pembuatan keputusan dari solusi yang ada.

Perbedaan pada Keterlibatan Dosen

Dosen lebih terlibat dalam memberikan panduan dan umpan balik dalam PBL karena ada penggunaan kelompok yang berinteraksi, meskipun banyak belajar juga bisa dilakukan oleh murid itu sendiri. Di sisi lain, pada Problem Solving, dosennya hanya membantu dalam menetapkan batasan masalah yang akan diselesaikan oleh siswa.

Perbedaan pada Evaluasi

PBL Problem Solving
Menggambarkan pemahaman siswa melalui presentasi dan laporan kelompok Menggambarkan pemahaman siswa melalui tes dan ujian yang cenderung menguji pemahaman siswa di bidang khusus

Dalam pengajaran, penting untuk memahami perbedaan antara PBL dan Problem Solving. PBL mendorong siswa untuk berpikir dan belajar secara kritis dalam konteks kehidupan nyata, sementara Problem Solving membantu siswa mengembangkan keterampilan analitis ketika mereka menemukan solusi atas masalah yang diberikan.

Konsep dan Prinsip Dasar PBL

PBL atau Problem Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan pemecahan masalah sebagai landasan utama dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa prinsip dasar yang mendasari PBL.

  • Pembelajaran berpusat pada peserta didik
  • Peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran
  • Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah
  • Problem solving menjadi fokus utama pembelajaran
  • Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan interdisipliner
  • Materi pembelajaran bersifat autentik dan relevan dengan kehidupan nyata

Dalam PBL, peserta didik akan dihadapkan pada masalah atau situasi yang kompleks dan berbeda-beda pada setiap kesempatan. Peserta didik kemudian diminta untuk mencari solusi dari masalah tersebut melalui proses pengamatan, pemikiran, dan refleksi secara kritis dan kreatif.

Didalam PBL, prinsip dasar tersebut menjadi pedoman bagi pengajar untuk merancang pembelajaran yang menantang dan membangun kemampuan berpikir siswa secara holistik. Selain itu, PBL juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Persamaan Perbedaan
Focus pada masalah Focus pada pemecahan masalah
Memperhatikan hasil belajar Memperhatikan proses belajar
Merancang materi utama merupakan tugas pengajar Merancang materi merupakan tugas siswa
Melakukan pembelajaran secara kolektif dan individu Melakukan pembelajaran secara kelompok

Jadi, PBL dan problem solving memang memiliki kesamaan dalam hal fokus pada masalah. Namun, PBL lebih menekankan pada proses pemecahan masalah secara kreatif dan holistik, sedangkan problem solving hanya berfokus pada solusi dari masalah itu sendiri. Selain itu, PBL juga memberikan peran yang lebih aktif pada peserta didik, baik dalam merancang materi maupun mengambil keputusan.

Peran Guru dalam PBL

Problem-Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang memperkenalkan siswa pada kasus atau masalah dunia nyata sebagai titik awal untuk belajar. Proses belajar berpusat pada pemecahan masalah untuk menyelesaikan kasus tersebut. Guru memiliki peran penting dalam menjalankan metode pembelajaran PBL agar dapat efektif dan efisien.

  • Sebagai fasilitator pembelajaran: Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran PBL. Mereka tidak lagi hanya memberikan materi, tetapi membantu siswa dalam memahami materi dan menunjukkan cara untuk memecahkan masalah.
  • Memilih kasus yang relevan: Guru juga memiliki peran dalam memilih kasus atau masalah dunia nyata yang relevan dengan materi pembelajaran. Kasus yang dipilih harus menarik dan menggugah minat siswa untuk belajar lebih dalam.
  • Mendorong kolaborasi antar siswa: Pada metode pembelajaran PBL, siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah. Guru berperan dalam memastikan adanya kolaborasi antar siswa, sehingga mereka dapat memecahkan masalah dengan lebih efektif.

Guru juga perlu memberikan bimbingan kepada siswa dalam menerapkan metode PBL. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberikan bimbingan secara efektif:

  • Memberikan arahan: Guru memberikan arahan atau petunjuk yang jelas mengenai langkah-langkah yang perlu diambil untuk memecahkan masalah.
  • Mendorong refleksi: Guru mendorong siswa untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai.
  • Mendorong kreativitas: Selama proses pembelajaran, guru perlu mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan memunculkan ide-ide terbaru.

Pada dasarnya, PBL dan Problem Solving memiliki konsep yang sama, yaitu memecahkan masalah. Namun, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya:

  • PBL lebih fokus pada proses pembelajaran, sedangkan Problem Solving lebih fokus pada pencarian solusi.
  • PBL melibatkan kelompok siswa dalam pemecahan masalah, sedangkan Problem Solving lebih sering dilakukan secara individu.
  • PBL menggunakan masalah dunia nyata sebagai titik awal pembelajaran, sedangkan Problem Solving dapat menggunakan masalah apa saja sebagai bahan untuk mencari solusi.

Tabel Perbedaan antara PBL dan Problem Solving

PBL Problem Solving
Fokus Proses pembelajaran Pencarian solusi
Jumlah siswa yang terlibat Kelompok Individu
Titik awal pembelajaran Masalah dunia nyata Bisa apa saja

Dengan mengetahui perbedaan antara PBL dan Problem Solving, guru dapat memutuskan metode pembelajaran mana yang sesuai untuk diimplementasikan pada materi pembelajaran yang dimiliki.

Peran Siswa dalam PBL

Problem-based learning (PBL) dapat dikatakan sebagai metode pembelajaran aktif yang menekankan pada peran siswa dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, peran siswa dalam PBL sangat penting dan harus dimengerti dengan baik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran siswa dalam PBL:

  • Siswa sebagai pemecah masalah: Dalam PBL, siswa adalah pemecah masalah yang sebenarnya. Mereka dituntut untuk memecahkan suatu masalah atau tantangan yang diberikan dengan menggunakan berbagai macam sumber informasi.
  • Siswa sebagai pembelajar aktif: Siswa diharapkan untuk sangat aktif dalam pembelajaran karena mereka harus memecahkan suatu masalah. Mereka harus mencari sumber daya, berfikir kritis, dan mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.
  • Siswa sebagai pengorganisasi: Siswa harus bertanggung jawab dalam mengorganisir pekerjaan mereka. Mereka harus merencanakan dan menjadwalkan kegiatan mulai dari analisis awal hingga presentasi akhir.
  • Siswa sebagai pemimpin: Dalam PBL, siswa diberi kebebasan untuk menentukan dan memimpin tim mereka sendiri. Hal ini menuntut siswa untuk bisa bekerja dalam kelompok dan memimpin kelompok tersebut agar dapat mencapai tujuan bersama.
  • Siswa sebagai evaluator: Siswa harus mengevaluasi pekerjaan mereka sendiri dan juga pekerjaan anggota tim mereka. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dihasilkan memenuhi standar yang diharapkan.

Selain peran di atas, siswa juga harus memiliki kemampuan-kemampuan tertentu agar dapat berhasil dalam PBL, antara lain:

  • Kemampuan mencari sumber daya: Siswa harus mampu mencari dan mengambil sumber daya secara efektif dan efisien untuk memecahkan masalah yang diberikan.
  • Kemampuan berkolaborasi: Siswa harus mampu bekerja sama dengan anggota tim mereka dan berkolaborasi dengan baik.
  • Kemampuan berfikir kritis: Siswa harus mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritis untuk mengidentifikasi isu-isu yang muncul dalam pemecahan masalah.
  • Kemampuan presentasi: Siswa harus mampu membuat presentasi yang baik dan efektif untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.

Berdasarkan tabel di bawah ini, dapat dilihat bahwa keberhasilan PBL sangat bergantung pada peran siswa dalam proses pembelajaran:

Peran Guru Peran Siswa
PBL berhasil Mendukung pembelajaran Memimpin pemecahan masalah
PBL tidak berhasil Berperan sebagai ahli Menunggu informasi

Dalam PBL, siswa memiliki peran yang sangat penting dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, siswa harus berperan aktif dan memiliki kemampuan-kemampuan tertentu agar dapat berhasil dalam PBL.

Penggunaan Teknologi dalam PBL

PBL atau problem-based learning adalah metode pembelajaran di mana siswa diajak untuk menyelesaikan masalah dalam dunia nyata sebagai sarana untuk belajar. Penggunaan teknologi di dalam PBL memainkan peran penting dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berikut adalah beberapa cara di mana teknologi dapat digunakan di dalam PBL:

  • Mempelajari dasar-dasar teknologi: Setiap proyek PBL menuntut siswa untuk menggunakan beberapa jenis teknologi, misalnya untuk membangun website atau membuat video. Penting bagi siswa untuk memahami dasar-dasar teknologi ini agar dapat melaksanakan proyek dengan baik. Maka, guru dapat menyediakan panduan tutorial video atau live demo untuk membantu siswa memahami penggunaan teknologi secara tepat.
  • Menyelesaikan masalah menggunakan software: Ada berbagai jenis software yang dapat membantu siswa memecahkan masalah yang mereka hadapi. Misalnya, Microsoft Excel dapat membantu mengelola data dan mengekstrak informasi dari data tersebut. Software presentasi seperti Powerpoint dan Prezi dapat membantu siswa menyusun informasi mereka ke dalam presentasi yang efektif. Guru dapat melatih siswa dalam penggunaan software tersebut agar mereka dapat memanfaatkan teknologi sebaik mungkin.
  • Penggunaan internet: Internet menyediakan sumber informasi yang melimpah yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah mereka. Misalnya, mereka dapat melakukan penelitian tentang topik tertentu atau mencari solusi bagi masalah yang dihadapi. Meskipun seperti itu, guru harus memperhatikan untuk memberi panduan tentang bagaimana siswa dapat mengakses dan menggunakan informasi yang tepat dan berkualitas dari internet.

Penggunaan Teknologi secara Global

Penggunaan teknologi dalam PBL dapat membantu siswa memperluas pandangan mereka secara global. Beberapa cara di mana teknologi dapat membantu siswa lebih memahami dunia adalah sebagai berikut:

  • Komunikasi: Teknologi seperti Skype dan e-mail memungkinkan siswa untuk berkomunikasi secara online dengan orang seluruh dunia. Hal ini membuka peluang untuk menjalin hubungan dengan orang-orang dari budaya yang berbeda dan dapat membantu meningkatkan wawasan siswa tentang cara berpikir dan bekerja di negara lain.
  • Platform pembelajaran online: Ada banyak platform pembelajaran online yang tersedia, misalnya seperti Edmodo, Moodle, dan Google Classroom. Platform-platform ini dapat membantu siswa belajar melalui kursus online yang tersedia dari mana saja di dunia dan belajar melalui diskusi dan tugas yang terstruktur.
  • Penggunaan media sosial: Media sosial dapat membantu siswa membangun jaringan dan koneksi dengan orang-orang di seluruh dunia. Melalui media sosial, siswa dapat berhubungan dengan peneliti atau ahli dalam bidang tertentu untuk memperdalam pemahaman mereka tentang proyek PBL yang sedang dilakukan.

Tabel Perbandingan PBL dan Problem Solving

PBL dan problem solving adalah metode pembelajaran yang mirip, namun ada perbedaan utama antara keduanya. Berikut adalah tabel perbandingan di antara keduanya:

PBL Problem Solving
Lebih terstruktur dan terorganisir dengan tujuan pembelajaran yang jelas. Tidak terstruktur dan lebih fokus pada memecahkan masalah.
Siswa diajak untuk menyelesaikan masalah di dunia nyata. Siswa diajak untuk menyelesaikan masalah yang abstrak atau teoretis.
Lebih fokus pada proses pembelajaran dan pembangunan keterampilan “soft-skill” seperti kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, berkolaborasi, dan komunikasi. Lebih fokus pada hasil yang dapat diukur seperti solusi atau jawaban yang ditemukan.

PBL versus Metode Konvensional

Problem Based Learning (PBL) dan problem solving merupakan dua metode pembelajaran yang sering digunakan di dalam pendidikan. Dalam hal ini, PBL dan problem solving memiliki beberapa perbedaan yang signifikan.

  • PBL mengajarkan para siswa untuk belajar dari pengalaman dan mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi. Sedangkan metode konvensional lebih cenderung pada pemberian materi secara teoritis dan memberikan tes atau tugas yang berkaitan langsung dengan materi tersebut.
  • PBL lebih menekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan berkolaborasi dari para siswa. Sedangkan metode konvensional lebih fokus pada penguasaan materi dan keterampilan berhitung.
  • Para siswa pada PBL harus belajar bagaimana menyelesaikan masalah, sedangkan pada metode konvensional lebih banyak mengerjakan soal yang serupa.

Secara keseluruhan, perbedaan paling signifikan antara PBL dan metode konvensional terletak pada pendekatan pembelajaran yang digunakan. PBL lebih menekankan pada pengalaman dan penerapan nyata dalam menyelesaikan masalah, sedangkan metode konvensional lebih menekankan pada penguasaan konsep dan keterampilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan metode PBL cenderung memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik dan kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi daripada mereka yang belajar dengan metode konvensional. Namun, pada saat yang sama, PBL juga memiliki kelemahan, seperti memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas dan memerlukan upaya lebih besar dari para siswa untuk mencari solusi terhadap masalah yang diberikan.

PBL Metode Konvensional
Belajar dari pengalaman Pemberian materi secara teoritis
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan berkolaborasi Lebih fokus pada penguasaan materi dan keterampilan berhitung
Menyelesaikan masalah Mengerjakan soal yang serupa

Jadi, PBL dan metode konvensional memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, ketika dipilih dengan tepat dan disesuaikan dengan karakteristik siswa, kedua metode ini dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menghadapi permasalahan dan memperkuat pemahaman konsep yang diperoleh.

Sampai Jumpa Lagi, Teman-Teman!

Itulah perbedaan antara PBL dan problem solving, teman-teman. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi kalian yang sedang belajar, terutama dalam memilih metode pembelajaran yang tepat. Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai. Jangan lupa untuk selalu kunjungi website kami untuk mendapatkan informasi menarik dan bermanfaat lainnya. Sampai jumpa lagi!

Perbedaan PBL dan PJBL: Apa yang Harus Anda Ketahui? Apa Itu Strategi Pembelajaran dan Bagaimana Cara Memilih yang Tepat? Perbedaan CTL dan PBL: Metode Pembelajaran yang Berbeda Namun Efektif Perbedaan PBL dan PJBL PDF: Membedah Kelebihan dan Kekurangan Kedua Metode Pembelajaran

Pop-Up Image

Problem Based Learning – Pengertian, Tujuan, Plus Minus

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Kegiatan belajar di kelas merupakan salah satu faktor penentu pencapaian prestasi akademik peserta didik. Itulah mengapa, peserta didik harus dituntut aktif selama pembelajaran berlangsung. Keaktifan itu bisa dibentuk melalui problem based learning . Ingin tahu selengkapnya? Mari, simak ulasannya di bawah ini.

Pengertian Problem Based Learning

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 

Alur kerja peserta didik bergantung pada seberapa kompleks permasalahan yang diberikan. Sama halnya seperti project based learning , tingkat keberhasilan metode ini bergantung pada keaktifan peserta didiknya. 

Semakin aktif peserta didik memanfaatkan keterampilan berpikirnya, semakin besar peluang masalah untuk diselesaikan.

Pengertian Menurut Para Ahli

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Beberapa pengertian problem based learning menurut para ahli adalah sebagai berikut.

  • Menurut Duch, yaitu model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
  • Menurut Arends, yaitu suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
  • Menurut Gd. Gunantara, yaitu suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pembelajar dengan masalah-masalah praktis atau pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks dengan dunia nyata.
  • Menurut Shoimin, yaitu menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap permasalahan sehari-hari.
  • Menurut Glazer, yaitu suatu strategi pengajaran di mana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata.

Tujuan Problem Based Learning

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan utama yang akan dicapai, begitu juga dengan problem based learning . Untuk tujuan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

  • Meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.
  • Melatih peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematis.
  • Membantu peserta didik dalam memahami peran orang dewasa di kehidupan nyata.
  • Mendorong peserta didik untuk menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.

Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Sintak merupakan tahapan yang harus dilalui pada suatu model pembelajaran. Adapun sintak model pembelajarannya adalah sebagai berikut.

  • Menjelaskan orientasi permasalahan pada peserta didik

Pada tahap ini guru akan memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran serta proses agar peserta didik termotivasi untuk belajar.

  • Mengorganisasi peserta didik dalam belajar

Pada tahap ini, guru mengorganisir tugas yang akan diberikan pada peserta didik, misalnya penentuan topik, prosedur tugas, dan sebagainya.

  • Memberikan bimbingan pada individu maupun kelompok

Guru membimbing peserta didik agar mereka bisa mendapatkan sumber atau referensi yang sesuai untuk permasalahan yang ditugaskan.

  • Mengembangkan dan menyajikan hasil karya peserta didik

Pada tahap ini, peserta didik akan dibantu oleh guru dalam mempersiapkan hasil yang akan dilaporkan, misalnya laporan, dokumentasi, rekaman, serta teori pendukung lainnya.

  • Melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah

Guru meminta peserta didik untuk merefleksi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh, baik dari sisi proses maupun metode.

Adapun contoh problem based learning dalam pembelajaran bisa dilihat melalui sintak berikut.

Guru menunjukkan gambar pencemaran air di daerah padat penduduk. Lalu, peserta didik mengamati gambar tersebut dan diminta menyampaikan tanggapannya. Terakhir, peserta didik diminta membuat pertanyaan terkait gambar pencemaran, misalnya “Bagaimana pengaruh kepadatan penduduk terhadap pencemaran air?”

Pada tahap ini, peserta didik harus mencari sumber/referensi terkait pengaruh kepadatan penduduk terhadap kualitas air bersih atau pencemaran.

Peserta didik diberi lembar kerja terkait data pencemaran air dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.

Peserta didik membuat catatan hasil penyelidikannya terhadap pertanyaan yang diajukan. Lalu, catatan tersebut diolah hingga berbentuk laporan.

Guru membimbing peserta didik dalam menganalisis hasil kerjanya tentang pengaruh kepadatan terhadap pencemaran air. Lalu, hasil tersebut dipresentasikan dan dievaluasi.

Kelebihan dan Kekurangan

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Berikut ini kelebihan problem based learning .

  • Peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis dan terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
  • Bisa memicu peningkatan aktivitas peserta didik di kelas.
  • Peserta didik terbiasa untuk belajar dari sumber yang relevan.
  • Kegiatan pembelajaran berjalan lebih kondusif dan efektif karena peserta didiknya dituntut untuk aktif.

Berikut ini kekurangan problem based learning .

  • Tidak semua materi pembelajaran bisa menerapkan model ini.
  • Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan materi pembelajaran lebih lama.
  • Bagi peserta didik yang belum terbiasa menganalisis suatu permasalahan, biasanya enggan untuk mengerjakannya.
  • Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terlalu banyak, guru akan kesulitan untuk mengondisikan penugasan.

Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Pada dasarnya, kedua model pembelajaran tersebut hampir sama. Hal itu karena keduanya sama-sama melibatkan keaktifan peserta didik. Perbedaannya adalah pada problem based learning peserta didik dilatih untuk berpikir kritis dan terampil dalam menyelesaikan permasalahan. 

Sedangkan pada project based learning, peserta didik dituntut untuk terampil dalam mengelola permasalahan hingga dihasilkan suatu produk nyata. Dengan demikian, problem based learning bisa mengasah keterampilan berpikir dan project based learning bisa meningkatkan hasil akademik peserta didik.

Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bisa bermanfaat buat Bapak/Ibu. Jika Bapak/Ibu sedang mencari informasi tentang dunia guru, jangan lupa Quipper Blog ya. Tetap jaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan 5M. Salam Quipper!

Lainya untuk Anda

Strategi diferensiasi dalam persiapan snpmb: memahami kebutuhan siswa..., meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi siswa untuk hadapi..., menerapkan pendekatan diferensiasi dalam mengajar mata pelajaran pilihan, tantangan dan peluang dalam mengelola kegiatan apersepsi di..., penerapan kegiatan apersepsi dalam kurikulum merdeka, optimalkan kegiatan belajar mengajar dengan materi apersepsi.

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI MIA MAN 2 KOTA BENGKULU

Article sidebar, main article content, article details.

Authors who publish with this journal agree with the following terms:

  • Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a  Creative Commons Attribution License  that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
  • Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
  • Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See  The Effect of Open Access ).
  • This work is licensed under a  Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .

Abdullah, Ridwan Sani. 2013. Inovasi Pembeajaran. Jakarta: Bumi aksara. ISBN: 978-602-217-399-1

Arifianingsih, Indah., Sri, Mulyani., dan Suryadi, Budi Utomo. 2015. Pengaruh Pembelajaran Problem Solving Berbantuan Tutor Sebaya Dan Team Assisted Individualization (TAI) Dengan Memperhatikan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 4(4): 163-172

Belecina, Rene R., Jose M., Dan Ocampo, Jr. 2018. Effecting Change On Students’ Critical Thinking In Problem Solving. International Journal For Educational Studies. 10(2): 109-118

Bey, Anwar., dan Asriani. 2013. Penerapan Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV. Jurnal Pendidikan Matematika. 4(2): 224-239

Dewi, Elok Kristina. 2015. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas X di SMA Negeri 22 Surabaya. Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan. 2(3): 936-950

Farisi, Ahmad., Abdul, Hamid., dan Melvina. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Suhu Dan Kalor. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. 2(3): 284-287

Handayani, Ririn., dan Sigit, Priatmoko. 2013. Pengaruh Pembelajaran Problem Solving Berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skills) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 7(1): 1051-1062

Hidjrawan, Yusi., Ibnu, Khaldun dan Sri, Adelila Sari. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Larutan. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. 4(2):140-150

Irawati, Ratna Kartika. 2014. Pengaruh Model Problem Solving dan Problem Posing serta Kemampuan Awal terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Sains. 2(4): 184-192

Rusmina W., Rusmansyah., dan Arif S. 2014. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA PGRI 4 Banjarmasin pada Konsep Sistem Koloid Melalui Model Problem Based Learning. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains. 5(2): 20-31

Simamora, Rustam E., dan Dewi, Rotua Sidabutar. 2017. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Di Kelas VII SMP Negeri 3 Medan. SEMNASTIKAUNIMED. ISBN:978-602-17980-9-6: 422-431

Sufairoh. 2016. Pendekatan Saintifik & Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan Profesional. 5(3): 116-125

Wahyuni, Sri. 2015. Pengembangan Bahan Ajar IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6, Bandung. 6(1): 300-305

Wiyanto, Agus B.S dan Supartono. 2012. Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMP. Unnes Science Education Journal. 1(1): 12-20

Zenius Fellow

Zenius Blog – Tempatmu Menjelajahi Dunia Ilmu Pengetahuan

  • Zenius untuk Guru

Problem Based Learning, Belajar Melalui Masalah – Zenius untuk Guru

  • Posted by by Zenius untuk Guru
  • Maret 2, 2022

Halo Bapak dan Ibu Guru, bagaimana kegiatan pembelajarannya? Semoga tetap semangat ya meskipun kondisi cuaca lagi tidak menentu, kadang panas lalu tiba-tiba hujan.

Ngomong-ngomong soal hujan, pernahkah Bapak dan Ibu Guru bersama siswa memikirkan bagaimana proses itu terjadi? Dari cuaca panas terik, tiba-tiba muncul awan gelap yang menutupi sinar matahari. Tidak lama, muncul petir dan berakhir dengan hujan.

Nah, ketika kita melihat peristiwa itu dan mencoba berpikir serangkaian penyebabnya, kegiatan itu mewakilkan apa yang disebut dengan Problem Based Learning (PrBL).

Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu metode pembelajaran yang pelaksanaannya meliputi deskripsi masalah, motivasi untuk mengetahui lebih lanjut, dan pengaktifan pengetahuan sebelumnya lewat proses pemikiran masalah.

Dengan kata lain, masalah yang ada memunculkan keinginan untuk kita mencari tahu informasi lebih lanjut agar mendapat pengetahuan baru.

Penasaran tentang metode pembelajaran ini? Yuk, kita bahas lebih lanjut.

Apa Itu Problem Based Learning?

Problem based learning pertama kali dikenalkan pada tahun 1969 di sekolah kedokteran McMaster University, Hamilton, Kanada. Sejak itu, banyak universitas dan sekolah di seluruh dunia yang menggunakan metode pembelajaran ini sampai sekarang.

Dalam Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (2020), problem based learning diartikan sebagai metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mendapatkan ilmu baru dari analisis berbagai pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimiliki, serta menghubungkannya dengan permasalahan belajar yang diberikan guru.

siklus problem based learning

Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk memberikan siswa pengalaman belajar yang mengutamakan kemampuan analisis materi secara mandiri. Dengan adanya permasalahan yang nyata, mereka bisa belajar berpikir kritis, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuannya sendiri.

Baca Juga : Pembelajaran Kontekstual, Keterkaitan Materi dengan Kehidupan Nyata

5 Karakteristik Problem Based Learning

Seperti halnya metode pembelajaran yang lain, pembelajaran berbasis masalah mempunyai ciri-ciri khusus seperti yang tertera di gambar.

karakteristik problem based learning

Dari kelima karakteristik di atas, fokus utama pembelajaran berbasis masalah bukanlah untuk menghafal materi melainkan pada kegiatan siswa dalam menemukan pengetahuan barunya melalui proses berpikir, berkomunikasi, mengolah data, dan menyimpulkan solusi.

Tapi, problem based learning memiliki karakteristik yang mirip dengan metode project based learning (pembelajaran berbasis proyek) di mana siswa diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan. Terus, apa yang membedakan keduanya?

Baca Juga : Mengenal Ragam Strategi Pembelajaran di Masa PTM

Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning

Meskipun sebelumnya sudah mengetahui karakteristik problem based learning, kita mungkin masih bingung tentang perbedaannya dengan metode project based learning. Mari kita cek bersama, di mana letak perbedaannya?

Pembelajaran berbasis masalah melihat masalah dunia nyata dan siswa mengeksplorasi solusi melalui pendekatan berbasis inkuiri . Nah, pembelajaran berbasis proyek melakukan hal yang sama tetapi menambahkan unsur keterlibatan langsung siswa untuk mengaplikasikan solusinya.

problem based learning dan project based learning

Sebuah metode pembelajaran akan lebih mudah dipahami saat kita sudah mengetahui langkah-langkah untuk menerapkannya. Maka dari itu, langsung saja kita bahas, bagaimana cara menerapkan problem based learning dalam kelas?

Baca Juga : Metode Mengajar yang Efektif Sesuai Kebutuhan Siswa

Langkah-langkah Penerapan Problem Based Learning

Dalam penerapannya, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah ini biasanya disebut dengan sintaks problem based learning.

Ada 6 langkah yang perlu kita lakukan untuk menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, di antaranya:

  • Menyampaikan tujuan dan mengenalkan masalah.
  • Mengorganisasikan siswa untuk belajar, baik dalam kelompok atau individu.
  • Memfasilitasi kegiatan siswa dalam mengidentifikasi masalah dan menyusun berbagai rencana penyelesaiannya.
  • Melakukan pendampingan terhadap siswa untuk mengumpulkan informasi dan juga data yang berhubungan dengan rencana.
  • Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyajikan hasil pembelajarannya.
  • Mengarahkan siswa untuk memeriksa dan mengevaluasi berbagai kegiatan yang sudah dilakukan.

Sementara itu, Trianto dalam Problem-Based Learning di Masa Pandemi (2021) membagi sintaks model pembelajaran berbasis masalah ke dalam 5 tahap yang secara detail bisa dilihat melalui gambar di bawah ini.

sintaks problem based learning

Lewat problem based learning, siswa belajar untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang relevan dengan tujuan pembelajaran, memperoleh pengetahuan baru, serta mengembangkan keterampilan mengarahkan diri yang diperlukan untuk pembelajaran seterusnya.

Mengambil kutipan terkenal dari Albert Einstein, “ If I had an hour to solve a problem, I’d spend 55 minutes thinking about the problem and 5 minutes thinking about solutions, ” belajar dari sebuah masalah mengarahkan siswa untuk mendapatkan petunjuk tentang solusi permasalahan itu sendiri. 

Bagaimana, apakah tertarik untuk mencoba problem based learning di kelas? Coba tuliskan pendapat Bapak dan Ibu Guru tentang metode pembelajaran ini di kolom komentar ya!

Oh iya, dalam kegiatan pembelajaran, Bapak dan Ibu Guru bisa memanfaatkan Zenius untuk Guru (ZenRu), lho. Ada kelas virtual di mana kita bisa membagikan video materi pembelajaran dan soal-soal ke siswa. Tersedia juga fitur penilaian yang memudahkan proses penugasan serta laporannya bisa dilihat langsung. Jadi, jangan lupa untuk gunakan fitur-fitur ZenRu dalam pembelajaran ya!

Zenius untuk Guru

Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Volume 1 – Arie Anang Setyo, S.Pd., dkk (2020)

Problem Based Learning di Masa Pandemi – Gusti Ayu Agung Riesa Mahendradhani (2021)

Introduction to Problem-Based Learning – Jos Moust, Peter Bouhuijs, Henk Schmidt (2021)

Project-Based Learning vs. Problem-Based Learning – Spaces (2021)

Project-Based Learning vs. Problem-Based Learning vs. X-BL – Edutopia (2015)

Baca Juga Artikel Lainnya

Penerapan Teori Belajar Kognitif dalam Kelas

Metode Flipped Learning untuk Melatih Kemandirian Siswa

Bantu Siswa Belajar Efektif dengan Teknik Pomodoro

Leave a Comment

Tinggalkan balasan batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

perbedaan model problem solving dan problem based learning

COLLABORATE WITH 

Logo PPII

A. Suradika Professor, Master of Educational Technology, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia Indonesia

H. I. Dewi Associate Professor, Master of Educational Technology, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia Indonesia

magister teknologi pendidikan

M. I. Nasution Student, Master of Educational Technology, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia Indonesia

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Project-Based Learning and Problem-Based Learning Models in Critical and Creative Students

This research is experimental research with a 2 x 2 factorial design involving students in the critical and creative categories. Data collection used a description test instrument. Data were analyzed inferentially by hypothesis testing ANACOVA comparison. Problem-Based Learning (PBL) directs students to learn, directs individual and group investigations, generates and performs work, and assesses the problem-solving process. While the syntaxes for Project-Based Learning (PjBL) are starting learning with essential questions, designing a plan for the project, creating the schedule, monitoring students and project progress, assessing the outcome, and evaluating. This study concludes that there is no difference in chemistry learning outcomes between students who are taught using PBL and PjBL, and students who are critical and creative. For syntax, there are similarities in the activities of critical and creative students, at the PjBL stage, in designing a project and evaluating a product, and at the PBL stage, in guiding individual investigations and developing and presenting results.

Alfi, C., Sumarmi, S., & Amirudin, A. (2016). Pengaruh pembelajaran geografi berbasis masalah dengan blended learning terhadap kemampuan berpikir kritis Peserta didik SMA. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(4), 597-602.

Angriani, A. D., Bernard, B., Nur, R., & Nurjawahirah, N. (2016). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write Pada Peserta Didik Kelas Viii1 Mtsn Model Makassar. MaPan: Jurnal Matematika Dan Pembelajaran, 4(1), 11-28.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Arikunto, S. (2015). Dasar-dasar evaluasi pendidikan jilid 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Asmuni, A. (2020). Problematika pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 dan solusi pemecahannya. Jurnal paedagogy, 7(4), 281-288.

Assaf, D. (2018). Motivating language learners during times of crisis through project-based learning: Filming activities at the Arab international university (AIU). Theory and Practice in Language Studies, 8(12), 1649-1657.

Barrett, T. (2013). Learning about the problem in problem-based learning (PBL) by listening to students’ talk in tutorials: a critical discourse analysis study. Journal of Further and Higher Education, 37(4), 519-535.

Belagra, M., & Draoui, B. (2018). Project-based learning and information and communication technology’s integration: Impacts on motivation. International Journal of Electrical Engineering Education, 55(4), 293-312.

Bender, W. N. (2012). Project-based learning: Differentiating instruction for the 21st century. Corwin Press.

Binti, A. (2020). Analisa Kemampuan Berfikir Kritis Dan Penalaran Peserta Didik Dalam Pemecahan Masalah Matematis Dengan Model Problem-Based Learning. In Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series (Vol. 3, No. 4, pp. 633-639).

Black, S., & Allen, J. D. (2018). Part 5: Learning is a social act. The Reference Librarian, 59(2), 76-91.

Brundiers, K., & Wiek, A. (2013). Do we teach what we preach? An international comparison of problem-and project-based learning courses in sustainability. Sustainability, 5(4), 1725-1746.

Campbell, S., Greenwood, M., Prior, S., Shearer, T., Walkem, K., Young, S. ... & Walker, K. (2020). Purposive sampling: complex or simple? Research case examples. Journal of Research in Nursing, 25(8), 652-661.

Changwong, K., Sukkamart, A., & Sisan, B. (2018). Critical thinking skill development: Analysis of a new learning management model for Thai high schools. Journal of International Studies, 11(2).

Defiyanti, & Sumarni, W. (2019). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Penerapan Problem-Based Learning Berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik Bermuatan Etnosains. Phenomenon, 09(2), 206–218.

Dewi, H. I. (2015). Pengembangan Strategi Pembelajaran Berlandaskan Cara Berpikir Kreatif untuk Membuat Karya Arsitektur. JTP-Jurnal Teknologi Pendidikan, 17(2), 107-118.

Dimmitt, N. (2017, September). The power of project-based learning: Experiential education to develop critical thinking skills for university students. In CBU International Conference Proceedings (Vol. 5, pp. 575-579).

Dwyer, C. P., Hogan, M. J., & Stewart, I. (2014). An integrated critical thinking framework for the 21st century. Thinking Skills and Creativity, 12, 43-52.

Ennis R (1996) Critical thinking. Prentice-Hall, Upper Saddle River

Fadlilah, A. N. (2020). Strategi menghidupkan motivasi belajar anak usia dini selama pandemi covid-19 melalui publikasi. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 373-384.

Farhan, M., & Retnawati, H. (2014). Keefektifan PBL dan IBL ditinjau dari prestasi belajar, kemampuan representasi matematis, dan motivasi belajar. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 227-240.

Fathiara, A., Badarudin, B., & Muslim, A. H. (2019). Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan gemar membaca peserta didik melalui model predict observe explain berbasis literasi. Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 4(2), 92-101.

Fatirul, A. N., & ST, M. P. (2020). Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Internet dan Gaya Kognitif terhadap Prestasi Belajar. Jakad Media Publishing.

George Lucas Educational Foundation. (2014). What is Project-Based Learning (PBL). https://www.edutopia.org/project-based-learning.

Gilhooly, K. J., Ball, L. J., & Macchi, L. (2015). Insight and creative thinking processes: Routine and special. Thinking & Reasoning, 21(1), 1-4.

Hall, W., Palmer, S., & Bennett, M. (2012). A longitudinal evaluation of a project-based learning initiative in an engineering undergraduate programme. European Journal of Engineering Education, 37(2), 155-165.

Halmaida, H., Mahzum, E., & Susanna, S. (2020). The Effort To Improve Critical Thinking SKILLS In Physics Learning Through Project Based Learning Model. Asian Journal of Science Education, 2(2), 93-98.

Hidayatsyah, H. (2021). Kemampuan pemecahan masalah Peserta didik menggunakan model Problem-Based learning berbantuan Geogebra. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 458-470.

Holmes, L. M. (2012). The effects of Project-based learning on 21st-century skills and no child left behind accountability standards (Doctoral dissertation). Retrieved from ProQuest Dissertations and Theses database

I Putu Yogi, Y. S. P., Nyeneng, I., & Distrik, I. W. (2021). The Effect of Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) Approaches on Critical Thinking Skills Using PBL Learning Models. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 9(1), 1-15.

Ikhsan, M., Munzir, S., & Fitria, L. (2017). Kemampuan berpikir kritis dan metakognisi Peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika melalui pendekatan problem solving. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 6(2), 234.

Jusmaya, A., & Efyanto, W. (2018). Meningkatkan Kemampuan Critical Thinking MahaPeserta didik dengan MenerapkanProject Based Learning. Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, Dan Seni, 19(2), 116-127.

Kauchak, D., & Eggen, P. (2012). Learning and Teaching.

Kean, A. C., & Kwe, N. M. (2014). Meaningful learning in the teaching of culture: The project-based learning approach. Journal of Education and Training Studies, 2(2), 189-197

Khoiri, W., Rochmad, R., & Cahyono, A. N. (2013). Problem-Based learning berbantuan multimedia dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Unnes Journal of Mathematics Education, 2(1).

Krajcik, J. S., & Shin, N. (2014). Project-based learning. In R. K. Sawyer (Ed.), The Cambridge Handbook of the learning sciences (2nd ed., pp. 275–297). New York: Cambridge University Press.

Le Pertel, N., Fisher, J., & van Dam, N. (2020). Neuroscience of embodied reflection:somatic/mindbody/contemplative practices, health, and transformative learning. Reflective Practice, 21(6), 803-818.

Leow, F. T., & Neo, M. (2014). Interactive multimedia learning: Innovating classroom education in a Malaysian university. Turkish Online Journal of Educational Technology-TOJET, 13(2), 99-110.

Liu, Z. K., He, J., & Li, B. (2015). Critical and creative thinking as learning processes at top-ranking Chinese middle schools: possibilities and required improvements. High Ability Studies, 26(1), 139-152.

Loewen, S., & Plonsky, L. (2017). An A–Z of applied linguistics research methods. Bloomsbury Publishing.

Luzyawati, L. (2017). Analisis kemampuan berpikir kritis Peserta didik SMA materi alat indera melalui model pembelajaran inquiry pictorial riddle. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains dan Matematika, 5(2), 9-21.

Marzuki, M., & Basariah, B. (2017). The influence of problem-based learning and project citizen model in the civic education learning on student’s critical thinking ability and self-discipline. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 36(3).

Maulana, H. A., & Hamidi, M. (2020). Persepsi Mahapeserta didik terhadap Pembelajaran Daring pada Mata Kuliah Praktik di Pendidikan Vokasi. Equilibrium: Jurnal Pendidikan, 8(2), 224–231.

Munandar, U. (2016). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Rineka cipta.

National Council for Excellence in Critical Thinking. (NCECT) 2017. A draft statement of principles Retrieved.

OECD. (2019). PISA 2018. PISA 2018 Result Combined Executive Summaries. PISA-OECD Publishing.

Piergiovanni, P. R. (2014). Creating a critical thinker. College Teaching, 62(3), 86-93.

Poonpon, K. (2017). Enhancing English skills through project-based learning. The English Teacher, 10.

Purnomo, D. S. (2022). Efektivitas Problem-Based learning dan project based learning terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari digital literacy pada peserta didik kelas viii smp negeri 3 klaten tahun ajaran 2021/2022 (Doctoral dissertation, Universitas Widya

Rahabav, P. (2016). The Effectiveness of Academic Supervision for Teachers. Journal of Education and Practice, 7(9), 47-55.

Reigeluth, C. M. (2013). Instructional-design theories and models: A new paradigm of instructional theory, Volume II. Routledge.

Rusmono. (2017). Problem-Based Learning itu perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sawyer, R. K. (2014). The future of learning: Grounding educational innovation in the learning sciences. The Cambridge Handbook of the learning sciences, 726-746.

Sawyer, R. K. (Ed.). (2005). The Cambridge Handbook of the learning sciences. Cambridge University Press.

Setyosari, P., & Sumarmi, S. (2017). Penerapan model Problem-Based learning meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2(9), 1188-1195

Silaen, I. A. V., Adriana, M., & Rahayu, R. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning Dan Realistic Mathematics Education Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Di Kelas VIII SMP IT Ibnu Halim Medan Tahun Pelajaran 2020/2021. ALACRITY: Journal Of Education, 12-20.

Silva, A. B. D., Bispo, A. C. K. D. A., Rodriguez, D. G., & Vasquez, F. I. F. (2018). Problem-based learning: A proposal for structuring PBL and its implications for learning among students in an undergraduate management degree program. Revista de Gestão, 25(2), 160-177.

Sulaeman, M. (2020). Aplikasi Project-Based Learning. Jawa Barat: Bioma Publishing.

Sugiyono, S. (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S., & Syaodih, E. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung: PT. Refika Aditama.

Surapranata, S. (2020). Analisis, validitas, reliabilitas, dan interpretasi hasil tes.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Seklah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Susilawati, A., Hernani, H., & Sinaga, P. (2017). The Application of Project-Based Learning Using Mind Maps to Improve Students’Environmental Attitudes Towards Waste Management in Junior High Schools. International Journal of Education, 9(2), 120-125.

Tuzlukova, V., Al Busaidi, S., & Burns, S. L. (2017). Critical thinking in the Language Classroom: Teacher Beliefs and Methods. Pertanika Journal of Social Sciences & Humanities, 25(2).

Ülger, K. A. N. İ., & Imer, Z. (2013). The effect of Problem-Based learning (PBL) approach on students’ creative thinking ability. Hacettepe Üniversitesi Eğitim Fakültesi Dergisi, 28(1), 382-392.

Vogler, J. S., Thompson, P., Davis, D. W., Mayfield, B. E., Finley, P. M., & Yasseri, D. (2018). The hard work of soft skills: augmenting the project-based learning experience with interdisciplinary teamwork. Instructional Science, 46(3), 457-488.

Wahyono, P., Husamah, H., & Budi, A. S. (2020). Guru profesional di masa pandemi COVID-19: Review implementasi, tantangan, dan solusi pembelajaran daring. Jurnal pendidikan profesi guru, 1(1), 51-65.

Yaldız, N., & Bailey, M. (2019). The Effect of Critical Thinking on Making the Right Decisions in the New Venture Process. Procedia Computer Science, 158, 281-286.

Yang, K., Woomer, G. R., & Matthews, J. T. (2012). Collaborative learning among undergraduate students in community health nursing. Nurse Education in Practice, 12(2), 72-76.

Yusriani, Y., Arsyad, M., & Arafah, K. (2020). Kesulitan Guru dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri Kota Makassar. In Prosiding Seminar Nasional Fisika PPs Universitas Negeri Makassar (Vol. 2, pp. 138-141).

Zalbidea, J. (2017). ‘One task fits all’? The roles of task complexity, modality, and working memory capacity in L2 performance. The Modern Language Journal, 101(2), 335-352.

  • There are currently no refbacks.

ISSN: 2089-4392

Hosted by Mason Publishing , part of the George Mason University Libraries .

serupa.id

seni belajar untuk hidup

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Daftar Isi ⇅ show

Pengertian model pembelajaran problem solving.

Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017, hlm. 135) bahwa metode problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Problem solving dalam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Mengapa? Karena dengan mengetahui cara menyelesaikan masalahnya, pembelajaran akan merekat jauh lebih dalam dan tidak mudah untuk dilupakan. Dampaknya hampir sama dengan pembelajaran kontekstual, karena pada akhirnya masalah adalah hal sehari-hari yang akan ditemui oleh siswa. Pemecahan masalah merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada abad-21 .

Sementara itu Purwanto (dalam Chotimah & Fathurrohman, 2018, hlm. 280-281) berpendapat bahwa model problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.

Model ini sering disebut sebagai metode pula karena boleh dibilang merupakan salah satu penerapan problem based learning (PBL) yang sudah memiliki langkah-langkah konkret. Namun di balik itu, metode ini juga cukup dinamis untuk dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan siswa atau sekolah. Oleh karena sifatnya yang dinamis, terdapat berbagai turunan dari model ini, misalnya model pembelajaran creative problem solving             .

Menurut Murray, Hanlie, et al. (dalam Huda, 2015, hlm. 273) model pembelajaran problem solving merupakan salah satu dasar teoretis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya. Artinya akan terdapat beberapa tipe atau setting yang dapat dinaunginya.

Model problem solving adalah sebuah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa berperan aktif dan mampu berpikir. Karena dalam problem solving siswa diharuskan mampu menganalisis materi mulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model yang memusatkan pembelajaran pada pemecahan masalah sehingga siswa dapat memperkuat daya nalar dengan menyusun cara, strategi, atau teknik baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Lalu seperti apa prosedur, sintaks, atau langkah-langkah dari model ini? Berikut adalah penjelasannya.

Sintaks Pembelajaran Problem Solving

Terdapat sintaks atau acuan dasar dari seluruh fase yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 287-288) sintaks model pembelajaran problem solving terdiri dari 6 tahap sebagai berikut.

  • Merumuskan masalah Kemampuan ini diperlukan untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
  • Menelaah masalah Untuk menggunakan model problem solving, menelaah masalah diperlukan agar peserta didik dapat menggunakan pengetahuan untuk memerinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis Kemampuan yang diperlukan lainnya adalah berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data (sebagai bahan pembuktian hipotesis) Tahap ini berfungsi untuk memancing kecakapan mencari dan menyusun data serta menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel.
  • Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
  • Menentukan pilihan penyelesaian Tahap ini akan membuat peserta didik mampu untuk membuat alternatif penyelesaian serta kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Langkah Langkah Model Pembelajaran Problem Solving

Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving menurut Sani (2019, hlm. 243) adalah sebagai berikut.

  • Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.
  • Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
  • Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
  • Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
  • Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan.
  • Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

Tujuan Model Problem Solving

Dalam metode pembelajaran problem solving, pembelajaran tidak hanya difokuskan dalam upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Justru bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat tersebut adalah fokusnya. Dengan kata lain, model pembelajaran ini mengutamakan peningkatan keterampilan untuk menggunakan pengetahuan sebagiamana nantinya akan digunakan pada dunia nyata atau kehidupan sehari-hari.

Siswa yang dapat mengerjakan atau dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dapat dikatakan telah telah menguasai pelajaran dengan baik. Bersinggungan dengan hal tersebut, menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 282) tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
  • Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hasil intrinsik bagi peserta didik.
  • Potensi intelektual peserta didik meningkat.
  • Peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Solving

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan masing-masing. Salah satunya yakni model pembelajaran problem solving yang tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan pula. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model ini.

Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan kehidupan sehari-hari.
  • Melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
  • Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.
  • Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya dari semenjak sekolah (sebelum memasuki kehidupan nyata).
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Membuat peserta didik berpikir dan bertindak kreatif.
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang tepat.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Sementara itu, menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) keunggulan dari metode problem solving adalah sebagai berikut.

  • Merupakan teknik pembelajaran yang cukup bagus agar siswa lebih memahami isi pelajaran.
  • Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) kelemahan dari metode problem solving adalah sebagai berikut ini.

  • Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
  • Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin dipelajari.
  • Chotimah, C., & Fathurrohman, M. (2018). Paradigma Baru Sistem Pembelajaran dari Teori, Metode, Model, Media, Hingga Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  • Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Sani, R.A. (2019). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ( Cetakan ke 12). Jakarta: Kencana Prenada Media.
  • Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Artikel Terkait

Join the conversation.

Terima kasih, sangat membantu bagi saya, semakin mengerti model pembelajaran problem solving.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Leave a comment

Thursday 15 February 2018

Perbedaan mendasar antara model problem solving dan pbl (problem based learning), no comments:, post a comment.

dunia dosen

Home » Informasi » 5 Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning

ⓘ Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

5 perbedaan problem based learning dan project based learning.

  • February 13, 2023

Admin Dunia Dosen

  • No Comments
  • 9,851 views

Perbedaan Prolem Based Learning dan Project Based Learning

Melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM, dunia pendidikan tinggi mengenal metode problem based learning (PBL) dan project based learning (PjBL). Lalu, apa perbedaan problem based learning dan project based learning? 

Mengetahui perbedaan keduanya tentu penting, khususnya bagi dosen agar bisa menerapkannya dengan baik dan mencapai tujuan pendidikan. Sementara bagi mahasiswa, bisa memahami bagaimana mengikuti perkuliahan dengan dua metode tersebut. 

Problem Based Learning dan Project Based Learning 

Sebelum mengetahui detail mengenai perbedaan problem based learning dan project based learning. Maka bisa dibahas dulu mengenai pengertian masing-masing agar memiliki gambaran mengenai perbedaan mendasar dari keduanya. 

PBL atau problem based learning merupakan metode pembelajaran yang memberikan suatu masalah untuk dipecahkan oleh peserta didik secara berkelompok. Sehingga peserta didik atau mahasiswa akan mencoba menganalisis masalah dan mencari solusinya. 

Sementara, PjBL atau project based learning merupakan metode pembelajaran yang memberikan masalah untuk diselesaikan peserta didik dan menghasilkan suatu produk. Produk disini bisa dalam bentuk teori praktis, program, kebijakan, produk fisik, dan lain-lain. 

Kedua jenis metode pembelajaran ini berbasis peserta didik, yang artinya berfokus pada peserta didik agar lebih aktif. Dimana peserta didik akan diberi suatu masalah dan dibebaskan dalam mencari solusi berdasarkan ilmu dan keterampilan yang sudah dipelajari. 

Sekilas, baik PBL maupun PjBL terlihat sama apalagi metode pembelajaran dimulai dengan memberikan masalah kepada peserta didik. Hanya saja, jika diperhatikan maka akan menjumpai perbedaan problem based learning dan project based learning yang mencolok. 

Baca Juga :

  • Problem Based Learning : Pengertian, Karakteristik, Manfaat, Contoh
  • Project Based Learning : Definisi, Tujuan, Karakteristik, dan Contoh

Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning

Membantu para dosen untuk menerapkan PBL maupun PjBL dengan baik tanpa resiko saling tertukar satu sama lain karena sedikit mirip. Maka berikut sejumlah perbedaan problem based learning dan project based learning yang wajib diketahui: 

1. Definisi 

Perbedaan yang pertama adalah dari segi definisi. PBL merupakan metode pembelajaran berbasis masalah, dimana peserta didik akan diberi suatu masalah dan diselesaikan secara ilmiah (dianalisis). 

Sementara PjBL merupakan metode pembelajaran berbasis proyek, dimana ada suatu masalah dan berusaha diselesaikan dengan menghasilkan suatu produk. Produk ini bisa produk visual, tulisan, maupun multimedia. 

Sehingga jika suatu metode pembelajaran hanya fokus menyelesaikan masalah dan dipresentasikan di kelas, maka metode PBL sedang diterapkan. Sedangkan jika hasil akhirnya diharapkan berupa produk maka sedang menerapkan PjBL. 

2. Fokus Pembelajaran 

Perbedaan problem based learning dan project based learning yang kedua adalah pada fokus pembelajaran. Fokus utama dari PBL adalah masalah yang diwajibkan untuk dianalisis dan dicari solusinya. 

Sementara di dalam PjBL fokus utamanya adalah proyek, sehingga mahasiswa atau peserta didik akan mendapatkan pertanyaan atau masalah. Kemudian diselesaikan dengan mengutamakan proyek pembuatan suatu produk. 

Baik produk tulisan, produk visual, maupun produk multimedia. Jadi, meskipun PBL dan PjBL sama-sama dimulai dengan memberi pertanyaan dan masalah. Namun fokus utama pembelajarannya berbeda. 

3. Jangka Waktu Pembelajaran 

Poin ketiga yang menjadi perbedaan problem based learning dan project based learning adalah dari jangka waktu pembelajaran. Maksudnya disini adalah durasi dalam penerapan metode pembelajaran tersebut. 

PBL diketahui memiliki masa pengerjaan yang lebih pendek, antara 1-2 pertemuan saja dengan mahasiswa. Hal ini sejalan dengan hasil akhir yang berupa solusi dan cenderung hanya teori. Selama logis maka teori ini bisa diterima. 

PjBL sebaliknya, dimana basisnya adalah proyek untuk menghasilkan sebuah produk jadi. Maka mahasiswa membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan proyek tersebut. 

Misalnya, dosen bioteknologi memilih tema pembuatan tape singkong dengan teknik pemberian ragi jenis X. Proses pembuatan tape singkong sendiri memakan waktu sekitar 3-5 hari. Belum dengan proses penyusunan laporan dan sebagainya. 

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Bagaimana jika suatu proyek membutuhkan waktu pengerjaan lebih dari seminggu? Misalnya seorang mahasiswa jurusan fashion design yang harus membuat satu dress dari kain X. 

Oleh sebab itu, durasi penerapannya lebih lama dan dosen wajib memperhatikan kalender akademik. Tujuannya untuk mencegah penerapan PjBL melampaui batas kalender akademik per semester. 

4. Cara Memulai Pembelajaran 

Jika diperhatikan dari aspek cara memulai pembelajaran. Maka akan menemukan perbedaan problem based learning dan project based learning. Yakni pada cara dosen dalam memulai kelas. 

Pada PBL, dosen akan memberikan penjelasan dan memberikan masalah untuk segera diselesaikan oleh mahasiswa. Sementara di PjBL, dosen akan memulainya dengan menjelaskan suatu materi secara sekilas. 

kemudian memberi pertanyaan. Pertanyaan ini kemudian dijawab mahasiswa yang sudah dibagi menjadi beberapa kelompok untuk dijawab dan dibuat produk sebagai hasil penyelesaian. 

5. Hasil Akhir 

Perbedaan yang cukup mencolok antara PBL dengan PjBL adalah dari hasil akhir. Sebagaimana yang dijelaskan di awal, PBL mengharapkan hasil akhir berupa solusi. Solusi ini dihadirkan dalam bentuk teori di dalam laporan tertulis dan dipresentasikan. 

Sementara di dalam PjBL, hasil akhir pembelajaran adalah sebuah produk. Produk disini bisa produk visual, tertulis, maupun produk multimedia. Sehingga produk ini menjadi solusi yang bisa langsung diterapkan. 

Analoginya adalah, PBL menghadirkan solusi yang masih mentah. Sementara PjBL menghasilkan solusi setengah pakai sampai siap pakai. Sehingga produk yang dihasilkan bisa langsung diterapkan di akhir pembelajaran. 

Contoh PBL dan PjBL

Setelah mengetahui beberapa aspek yang menjadi perbedaan problem based learning dan project based learning. Maka untuk meningkatkan pemahaman mengenai dua jenis metode pembelajaran ini. Berikut beberapa contoh penerapannya di perguruan tinggi: 

1. Contoh PBL 

Topik: Kependudukan dan Lingkungan 

Subtopik: Dampak peningkatan jumlah penduduk

Indikator: 

  • Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab pertambahan jumlah penduduk. 
  • Mahasiswa menganalisis masalah dan mencari hubungan antara pertambahan jumlah penduduk dengan masalah penumpukan sampah. 
  • Mahasiswa bisa memberikan solusi untuk mengatasi sampah dan pertambahan jumlah penduduk yang tidak terkendali. 
  • Solusi disusun dalam bentuk laporan penelitian dan dipresentasikan di depan kelas untuk didampingi dosen sebagai fasilitator. 

2. Contoh PJBL 

Topik: Desain 3D

Subtopik: Rancang bangun 3D

  • Mahasiswa mampu membuat desain bangunan dalam tampilan 3D. 
  • Mahasiswa mampu menggunakan aplikasi desain untuk membuat rancang bangunan dengan tampilan 3D. 
  • Mahasiswa menyusun slide presentasi dan menunjukan hasil rancang bangun dengan tampilan 3D di depan kelas. 
  • Hasil akhir rancangan bangunan 3D yang bisa dieksekusi di lapangan.  

Usai memahami definisi dan detail perbedaan PBL maupun PjBL. Mungkin akan bertanya, materi atau mata kuliah apa yang cocok dengan metode tersebut? Jika memang suatu mata kuliah bisa menghasilkan produk maka PjBL adalah jawabannya. 

Sebaliknya, jika mata kuliah atau materi tertentu tidak memungkinkan untuk menghasilkan produk. Maka PjBL menjadi pilihan yang tepat. Namun, PjBL tidak harus menghasilkan produk fisik, sebuah karya tulis ilmiah pun bisa disebut sebagai hasil PjBL tersebut. 

Jadi dosen, leluasa memilih untuk menerapkan metode yang mana. Supaya tepat, silahkan pahami perbedaan problem based learning dan project based learning yang dijelaskan di atas. 

Bingung menentukan metode pembelajaran selama kuliah? Berikut berbagai macam metode yang bisa Anda pertimbangkan.

  • Apa Itu Hybrid Learning? Pahami Kelebihan dan Kekurangannya
  • Student Centered Learning, Mari Mengenal Pendekatan Ini
  • Micro Teaching: Pengertian, Sejarah, Fungsi, dan Aspek-Aspeknya

Picture of Admin Dunia Dosen

RELATED POST

kalau mau jadi dosen

Ini 7 Hal yang Harus Kamu Siapkan Kalau Mau Jadi Dosen

cek issn jurnal

Cara Cek ISSN Jurnal dalam 5 Langkah, Akademisi Wajib Tahu

Jenis-Jenis Layanan di Aplikasi SISTER untuk Dosen

Jenis-Jenis Layanan di Aplikasi SISTER untuk Dosen Terbaru

The Vanier Canada Graduate Scholarship

The Vanier Canada Graduate Scholarship, Kuliah S3 Gratis di Kanada

Kesalahan Menulis Artikel Ilmiah

Bentuk Kesalahan Menulis Artikel Ilmiah yang Harus Dihindari

Cara Publikasi di Jurnal Terindeks Copernicus

Cara Publikasi di Jurnal Terindeks Copernicus

Cara Mendapatkan NUPTK bagi Dosen di Indonesia

Cara Mendapatkan NUPTK bagi Dosen di Indonesia

Panduan menulis buku terbaru 2024. gratis.

Download Ebook Cara Praktis Menulis Buku White

Jangan Lewatkan

cek issn jurnal

  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Get Started

  • Daftar Kontributor
  • S&K Kontributor
  • Menerbitkan Buku

Hubungi kami

  • Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581

Email :  [email protected]

Telpon : 081362311132

Dunia Dosen

Dunia Dosen

Dunia Dosen adalah portal informasi seputar dosen yang telah hadir sejak tahun 2016. Dunia Dosen memiliki visi untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, serta produktivitas rekan-rekan dosen dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk negeri.

  • Tim Redaksi

Hubungi Kami

  • [email protected]
  • 081362311132

2024 © All Reserved – Dunia Dosen

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Accredited by Ministry of Research and Technology of Higher Education of Indonesia 2020

Depict Pristine Adi

Muchsinatun Siasah Masruri Universitas Negeri Yogyakarta Indonesia

  • Other Journals
  • Editorial Board
  • Peer-Reviewers
  • Publication Ethics
  • Open Access Policy
  • Focus & Scope
  • Author Guidelines
  • Online Submission
  • Peer Review Process
  • Author Fee(s)
  • Scopus Citation Analysis


  • For Readers
  • For Authors
  • For Librarians

perbedaan model problem solving dan problem based learning

ISSN Barcode

perbedaan model problem solving dan problem based learning

ISSN Online

perbedaan model problem solving dan problem based learning

  • Announcements
  • Plagiarism Policy
  • Peer-Review Process

Keefektifan pendekatan saintifik model problem based learning, problem solving, dan inquiry dalam pembelajaran IPS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antara pembelajaran: (1) antara model Problem-Based Learning , Problem Solving , dan Inquiry ; (2) model Problem-Based Learning dan model Problem Solving; (3) model Problem-Based Learning dan model Inquiry ; dan (4) model Problem Solving dan model Inquiry. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu dengan posttest-only control group design yang sudah dimodifikasi sesuai dengan quasi-experimental research. Pengumpulan data menggunakan cara dokumentasi yaitu berupa jumlah peserta didik, nilai rapot sebagai skor awal, perangkat pembelajaran, dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan one way anava pada taraf signifikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning , Problem Solving , dan Inquiry terdapat perbedaan keefektifan. Hasil analisis yang menyatakan hipotesis nihil diterima hanya terdapat dalam pengujian hipotesis yang kedua, yakni tidak terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik dengan model Problem-Based Learning dan Problem Solving ; sedangkan pengujian hipotesis ketiga menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning dan Inquiry ; hepotesis keempat menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem Solving dan Inquiry.

Kata kunci: keefektifan pendekatan saintifik, PBL, PS, Inquiry

THE EFFECTIVENESS OF SCIENTIFIC APPROACH OF PROBLEM BASED LEARNING, PROBLEM SOLVING, AND INQUIRY IN TEACHING AND LEARNING SOCIAL STUDIES

This research aims to reveal: (1) the differences among Problem-Based Learning, Problem solving, and Inquiry; (2) the effectiveness of Problem-Based Learning and Problem Solving model; (3) the effectiveness of Problem-Based Learning and Inquiry model; and (4) the effectiveness of Problem Solving and Inquiry model. This research was quantitative research with quasi experiment as a method. It used the post test-only control group design modified in accordance with the quasi-experimental reseacrh. The research data were obtained through documentation of the number of learners, raport book score as the initial score, learning devices, and evaluation. The data analysis technique was one way ANOVA at the significance level of 0.05. The results show that there is a significance difference in learning by using the scientific approach of Problem-Based Learning, Problem Solving, and Inquiry. The null hypothesis is accepted in the second hypothesis testting. There is no effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Problem Solving; in the third hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Inquiry; and in the fourth hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem Solving and Inquiry.

Keywords: the effectiveness of scientific approach, PBL, PS, Inquiry

Abdi, A. (2014). The effect of inquiry-based learning method on students’ academic achievement in science course. Universal Journal of Educational Research, 2 (1).

Arikunto, S. (2015). Dasar -dasar evaluasi pendidikan . (2nd Ed.). Jakarta: Bumi Aksara.

Balim, A., G. (2009). The effects of discovery learning on students’ success and inquiry learning skills. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of Educational Research, 35.

Mardapi, D. (2012). Pengukuran penilaian & evaluasi pendidikan . Yogyakarta: Nuha Litera.

Gok, T & Silay, T. (2010). The effects of problem solving strategies on students’ achievement, attitude and motivation. Lat. Am. J. Phys. Educ. 4 (1).

Hillman, W. (2003). Learning how to learn: problem based learning. Australian Journal of Teacher Education, 28 (2).

Huda, M. (2014). Model-model pengajaran dan pembelajaran . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sani, R. A. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi Kurikulum 2013 . Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2013). Statistika untuk penelitian . Bandung: Alfabeta.

  • There are currently no refbacks.

Creative Commons License

Supervised by:

RJI Main logo

Printed ISSN (p-ISSN): 2356-1807 | Online ISSN (e-ISSN): 2460-7916

perbedaan model problem solving dan problem based learning

View Harmoni Sosial Stats

  • Title & authors

Ariyanti, Melda. "Perbandingan Keefektifan Model Project-based Learning Dan Problem-based Learning Ditinjau Dari Ketercapaian Tujuan Pembelajaran." Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains , vol. 5, no. 1, 14 Jun. 2017, doi: 10.21831/jpms.v5i1.13469 .

Download citation file:

Perbandingan Keefektifan Model Project\u002Dbased Learning Dan Problem\u002Dbased Learning Ditinjau Dari Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Image

This study aimed to describe the effectiveness of project-based learning and - problem-based learning models and to compare the effectiveness of project-based learning and problem-based learning models viewed from the learning achievement, problem solving ability, and interest in learning mathematics of grade XI students of senior high school. This study was a quasi-experiment study employing the pretest-posttest nonequivalent group design. The population comprised all grade XI science students of SMA Negeri 2 Kuningan. The sample consisted of two classes that were randomly established. The data were analysed by means of MANOVA, and to test the effectiveness of the project-based learning and problem-based learning models, the one sample t-test was used. The results of the study showed that the project-based learning and problem-based learning models were effective viewed from the interest in learning mathematics, but not effective viewed from the learning achievement and problem solving ability of grade XI students of senior high school. There was no difference of effectiveness of project-based learning model and problem-based learning model viewed from the learning achievement, problem solving ability, and interest in learning mathematics of grade XI students of senior high school.

Penggunaan Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Terhadap Konsep\u002DKonsep Biologi Umum Image

Table of contents

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Perbedaan Model Pembelajaran Problem Solving dan Discovery Learning ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

  • Maklonia Meling Moto Universitas Kristen Satya Wacana, Jawa Tengah, Indonesia, Indonesia
  • Srigiarti Srigiarti Universitas Kristen Satya Wacana, Jawa Tengah, Indonesia, Indonesia

Adnyana, G.P., (2012), Keterampilan Berfikir Kritis dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Model Siklus Belajar Hipotesis Deduktif, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Vol 45 No 3 : 201-209

Ali, Mufti, and Siska Amalia. (2018). "Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving terhadap Berpikir Kritis Peserta Didik pada Sub Konsep Pencemaran Lingkungan." Bio Educatio Vol3. No2

Ahmatika D. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Pendekatan Inquiry/Discovery. Jurnal Euclid. 394-403

Anwar., Yusrizal., Jalil. Z. (2017). implementasi strategi problem solving dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan minat dan ketrampilan berpikir kritis siswa di man gandapura pada materi gerak harmonic. Jurnal IPA & Pembelajaran IPA. Vol 3 No 2

Conklin, W. 2012. Higher-order thinking skills to develop 21st century learners. Huntingon Beach: Shell Educationl Publishing, Inc.

Cahyo, Agus. N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teeori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. yogjakarta: DIVA Press.

Direktorat Pembina Sekola Dasar. (2016). Paduan Teknis Pembelajaran di Sekola Dasar. Jakarta. Kemendikbud,

Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Majid, A, . (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Resti. R. S., Atrup., & Guru .S. H. (2018). problem solving dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Jurnal Nusantara of Research. Vol 5 No. 2

Rusman. (2017). Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan profesionalitas Guru). jakarta: Rajawali Press.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Syutaridho & Dedi Turmudi (2013). Pendekatan Contextual Teaching And Learning Sebagai Alternatif Melatih Berpikir kritis. Prosiding Seminar nasional Universitas Muhammadiyah Metro. Hal (179-184). Tanggal 16 November 2011.

Tia. R., Bambang. P., Sri. S. (2012). model pembelajaran problem solving dengan mind mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Journal of Biology Education. Vol 1 No. 3

Tusmanto. & Tatang . H. (2016). pengaruh penerapan model pembelajaran discovery learning terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dan self confidence siswa kelas v sekolah dasar. Eduhumaniora Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 7 No. 2

Trianto. (2011). Desain Pengembangan pembelajaran tematik bagi anak usia dini TK/RA dan anak usia kelas awal SD/MI. Jakarta: kencana.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Welli. M, & A. Achmad. (2015). pengaruh model discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Jurnal Biotesdidik Wahana Ekspresi Ilmia. Vol 3 No 6

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Additional Files

  • UntitledPERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN DISCOERY LEARNING DITINJAU DARI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS 4 SEKOLAH DASAR

How to Cite

  • Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)

Citation Check

Authors who publish with this journal agree to the following terms:

  • Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
  • Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
  • Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).

Citation Metric

accreditation

ACCREDITATION

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Jurnal Kerjasama

SINTA 5 : Jurnal Pengabdian Masyarakat

perbedaan model problem solving dan problem based learning

Scientificum Journal

sidebarmenu

INFORMATION JOURNAL

Editorial Team

Peer Reviewers

Focus and Scope

Author Guidelines

Article Processing Charge

Open Access Policy

Peer Review Process

Publication Ethics

Screening Plagiarism

Journal Licence

Abstracting & Indexing

Accreditation

Template Journal

Supported By

perbedaan model problem solving dan problem based learning

statcounter

Visitor Counter

Web Analytics Made Easy - StatCounter

Pengunjung Jurnal Basicedu

flagcounter

Free counters!

IMAGES

  1. Perbedaan Problem Solving Dan Problem Based Learning

    perbedaan model problem solving dan problem based learning

  2. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

    perbedaan model problem solving dan problem based learning

  3. PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN

    perbedaan model problem solving dan problem based learning

  4. Perbedaan Problem Solving dan Problem Based Learni

    perbedaan model problem solving dan problem based learning

  5. 5 Langkah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

    perbedaan model problem solving dan problem based learning

  6. Case (Problem Solving) Based Learning

    perbedaan model problem solving dan problem based learning

VIDEO

  1. PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN CASE METHOD DAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS TEAM BASE PROJECT

  2. PPL SIKLUS 1: Model Pembelajaran Problem Based Learning oleh Rosyaidah, S. Pd

  3. Problem Based Learning #Shorts

  4. Percobaan dalam Model Pembelajaran Problem-Based Learning

  5. Microteaching Momentum dan Impuls Model Problem Solving

  6. Pembelajaran project based learning dan problem based learning( Microteaching)

COMMENTS

  1. Perbedaan Problem Solving dan Problem Based Learning: Menemukan Solusi

    Sementara itu, perbedaan antara problem based learning dengan problem solving terletak pada pendekatannya, keterlibatan siswa, dan kompleksitas masalah yang dihadapi. Dalam menghadapi tantangan dan masalah dalam kehidupan, baik problem solving maupun problem based learning dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai solusi yang efektif dan ...

  2. Perbedaan PBL dan Problem Solving: Mana yang Lebih Efektif dalam

    Problem-based learning (PBL) dan problem solving adalah dua metode pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, namun keduanya memiliki perbedaan utama. PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai pengambil keputusan aktif dalam memecahkan masalah melalui diskusi dan kolaborasi dengan sesama mahasiswa.

  3. Perbedaan PBL dan Problem Solving

    Video MOOCs Mata Kuliah Keterampilan Belajar dan Profesionalisme Program Studi Kedokteran | Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah Yo...

  4. Problem Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Masalah)

    Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning. Segala hal di dunia ini tentunya akan hadir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tak luput dari ketidaksempurnaan tersebut, problem based learning juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang akan dipaparkan dalam penjelasan di bawah ini. Kelebihan PBL. Kelebihan atau manfaat model pembelajaran PBL menurut Kurniasih & Sani ...

  5. Problem Based Learning

    Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning. Pada dasarnya, kedua model pembelajaran tersebut hampir sama. Hal itu karena keduanya sama-sama melibatkan keaktifan peserta didik. Perbedaannya adalah pada problem based learning peserta didik dilatih untuk berpikir kritis dan terampil dalam menyelesaikan permasalahan.

  6. (PDF) Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan

    The Discovery Learning learning model focuses on discovery and investigation, where students can find their own answers to the problems at hand, in contrast to Problem-Based Learning which ...

  7. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(2): 107-116 (2020) p-ISSN 2252-8075 e-ISSN 2615-2819 107 PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI MIA MAN 2 KOTA BENGKULU Ida Nurjelita Sani*1, Amrul Bahar2, Elvinawati3 1,2,3Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Bengkulu

  8. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    The aim of this study to determine the comparison of Problem Solving (PS) and Problem Based Learning (PBL) models to critical thinking skills of student on buffer solution material. This type of research is quasi experimental research with posttest only control group design research design. The population of this study is all class XI IPA of MAN 2 Bengkulu City academic year 2018/2019 as many ...

  9. Problem Based Learning, Belajar Melalui Masalah

    Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning. ... (2021) membagi sintaks model pembelajaran berbasis masalah ke dalam 5 tahap yang secara detail bisa dilihat melalui gambar di bawah ini. Sintaks problem based learning. (Arsip Zenius) Lewat problem based learning, siswa belajar untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang ...

  10. Project-Based Learning and Problem-Based Learning Models in ...

    Problem-Based Learning (PBL) directs students to learn, directs individual and group investigations, generates and performs work, and assesses the problem-solving process. While the syntaxes for Project-Based Learning (PjBL) are starting learning with essential questions, designing a plan for the project, creating the schedule, monitoring ...

  11. (Pdf) Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    Based on these results, the experimental class 1 which applied the problem solving learning model was better at improving students' thinking skills than the experimental class 2 which applied a ...

  12. Perbedaan Project Based Learning dan Problem Based Learning

    Project Based Learning dan Problem Based Learning sering membuat bingung, apalagi sering sama-sama disingkat dengan singkatan PBL. Tetapi ada juga ada yang menyingkat Project based learning dengan PjBL untuk membedaannya dengan Problem Based learning (PBL). Supaya tidak bingung, yuk simak ulasan tentang perbedaan PBL dan PjBL berikut ini.

  13. Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

    Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017 ...

  14. Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dengan

    Jurnal Terapan Sains & Teknologi Vol. 1, No. 4, 2019 80 PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PROBLEM SOLVING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA Elisabeth Tai1, Akhmad Jufriadi2, Hestiningtyas Yuli Pratiwi3 Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Kanjuruhan Malang1, 2, 3 e-mail : [email protected]

  15. Perbedaan Mendasar Antara Model Problem Solving Dan Pbl (Problem Based

    Pada problem solving, biasanya masalah yang disajikan bukan masalah yang nyata dengan kata lain masalah yang direkayasa. Sedangkan pada PBL, masalah yang disajikan harus kontekstual dan otentik/nyata/alamiah. Selain itu, cara penyelesaian masalah pun terdapat perbedaan. Pada problem solving, masalah dapat diselesaikan hanya dengan diskusi saja.

  16. 5 Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning

    Sedangkan jika hasil akhirnya diharapkan berupa produk maka sedang menerapkan PjBL. 2. Fokus Pembelajaran. Perbedaan problem based learning dan project based learning yang kedua adalah pada fokus pembelajaran. Fokus utama dari PBL adalah masalah yang diwajibkan untuk dianalisis dan dicari solusinya.

  17. (PDF) Keefektifan pendekatan saintifik model problem based learning

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antara pembelajaran: (1) antara model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry; (2) model Problem-Based Learning dan ...

  18. Keefektifan pendekatan saintifik model problem based learning, problem

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antara pembelajaran: (1) antara model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry; (2) model Problem-Based Learning dan model Problem Solving; (3) model Problem-Based Learning dan model Inquiry; dan (4) model Problem Solving dan model Inquiry. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu ...

  19. Perbandingan Keefektifan Model Project-based Learning Dan Problem-based

    This study aimed to describe the effectiveness of project-based learning and - problem-based learning models and to compare the effectiveness of project-based learning and problem-based learning models viewed from the learning achievement, problem solving ability, and interest in learning mathematics of grade XI students of senior high school.

  20. Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based

    This study aims to analyze the difference in the effect of the Problem Based Learning and Project Based Learning models on improving the critical thinking skills of elementary students. This research is included in the type of meta-analysis research. The subjects in this study were 20 articles using the Problem Based Learning and Project Based ...

  21. Perbandingan Model Problem-based Learning Dan Discovery Learning

    The research instruments consist of a mathematical problem solving ability test on the topic of probability. The results of this research are as follows: 1) The improvement in students' mathematical problem solving ability who received the treatment of the problem-based learning model was higher compared to students who received discovery learning.

  22. Perbedaan Model Problem Based Learning Dan Project Based Learning

    Hal tersebut didukung oleh rata-rata nilai posttest pada model problem based learning sebesar 82,6263 dan model project based learning sebesar 94,2288 Discover the world's research 25+ million members

  23. Perbedaan Model Pembelajaran Problem Solving dan Discovery Learning

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran Discovery learning dan Problem solving ditinjau dari keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas 4 sekolah Dasar pada pembelajaran tematik. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik probality yaitu dengan area sampling atau cluster sampling sehingga jumlah sampel penelitian berjumlah 51 peserta didik.